GLAUKOMA

 Cegah Kebutaan Glaukoma

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan utama nomor 2 di dunia, termasuk di Indonesia. Glaukoma merupakan kelompok penyakit saraf mata yang kronis dan progresif yang disebabkan peningkatan tekanan bola mata sebagai salah satu faktor risiko utamanya. Berbeda dengan katarak, kebutaan akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah dengan mengontrol faktor risiko.
Gangguan pembentukan dan pengeluaran cairan humor akuos ini dapat menyebabkan tekanan bola mata yang tinggi. Tetapi glaukoma tidak hanya disebabkan oleh tekanan bola mata yang tinggi. Sepertiga dari penderita glaukoma sudut terbuka mempunyai tekanan bola mata yang normal.


Glaukoma seringkali disebut sebagai si “pencuri penglihatan”. Hal ini disebabkan penderita seringkali tidak menyadari adanya gejala pada tahap awal glaukoma. Penderita akan menyadari adanya gejala penglihatan terganggu pada tahap glaukoma yang sudah parah atau lanjut. Proses kerusakan syarat mata berjalan secara perlahan-lahan sampai akhirnya menjadi buta total. 

Keluhan

  1. Mata merah
  2. Tajam penglihatan turun mendadak
  3. Rasa sakit atau nyeri pada mata yang dapat menjalar ke kepala
  4. Mual dan muntah (pada tekanan bola mata yang sangat tinggi)

Jenis-jenis glaukoma terdiri dari :

1. Glaukoma Primer Sudut Terbuka

Pada glaukoma jenis ini terjadi gangguan pengeluaran humor akuos sehingga menyebabkan tekanan bola mata meninggi secara perlahan. Keadaan ini menyebabkan kerusakan saraf mata secara perlahan-lahan. Glaukoma jenis ini akan merusak fungsi penglihatan secara perlahan dan tanpa rasa sakit sehingga penderita tidak menyadari keadaan matanya dan akhirnya terjadi kebutaan. Glaukoma ini paling banyak dijumpai dan biasanya terjadi pada usia lanjut.

2. Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut

Glaukoma jenis ini disebabkan sudut bilik mata depan tertutup secara mendadak, yang menyebabkan tekanan bola mata mendadak tinggi sehingga menyebabkan :

  • Ketajaman penglihatan menurun
  • Tampak pelangi saat melihat cahaya
  • Mata merah, sakit kepala
  • Mual sampai muntah

Apabila hal ini terjadi segera periksa ke dokter mata karena dapat menyebabkan kebutaan apabila tidak ditangani dengan cepat.

3. Glaukoma Primer Sudut Tertutup Kronis

Mekanismenya glaukoma jenis ini hampir sama dengan glaukoma sudut tertutup akut, hanya saja sudut bilik mata depan tertutup secara perlahan dan tanpa sakit sehingga penderita tidak menyadari keadaan matanya dan akhirnya terjadi kebutaan.

4. Glaukoma Sekunder

Glaukoma yang terjadi akibat komplikasi atau efek samping dari kondisi :

• Kecelakaan / trauma mata
• Diabetes yang tidak terkontrol
• Pemakaian obat yang mengandung steroid dalam jangka waktu lama
• Reaksi peradangan mata dll

5. Glaukoma Kongenital

Tipe ini terjadi akibat sudut bilik mata depan terbentuk tidak sempurna sejak lahir. Gejala yang sering dijumpai yaitu 

• Bola mata lebih besar dibanding normal
• Kornea mata terlihat tidak jernih
• Takut dan mata berair bila melihat sinar

Penanganan glaukoma dengan menurunkan tekanan bola mata ke tingkat yang ‘aman’, dimana tidak lagi merusak syaraf mata atau memperlambat kerusakan syaraf mata. Penurunan tekanan bola mata dilakukan dengan menurunkan produksi dan atau menambah pembuangan cairan akuos. Pada tekanan yang ‘aman’ tersebut, diharapkan tidak terjadi kerusakan saraf mata lebih lanjut sehingga kebutaan dapat dicegah. 

Pemberian terapi obat-obatan maupun bedah termasuk laser hanya dapat mencegah atau memperlambat kehilangan penglihatan. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting dilakukan untuk membatasi hilangnya penglihatan dan mencegah progresivitas glaukoma agar tidak menjadi buta. Sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin agar tidak mengalami kehilangan penglihatan secara permanen akibat glaukoma.

Siapa saja bisa terserang Glaukoma !

Deteksi dini sangat diperlukan.